Sejarah Singkat Hari Kebangkitan Nasional Setiap 20 Mei
Hari Kebangkitan Nasional diperingati setiap tanggal 20 Mei. Pada tahun 2015 ini, kita selaku bangsa Indonesia akan memperingati Hari Kebangkitan Nasional tersebut yang ke 107. Dalam sejarahnya, Kebangkitan nasional dimulai dengan berdirinya Boedi Oetomo pada tanggal 20 Mei 1908 dimana ditandai dengan bangkitnya rasa dan semangat persatuan, kesatuan, dan nasionalisme serta kesadaran untuk memperjuangkan kemerdekaan Republik Indonesia, yang tidak pernah muncul selama penjajahan berkuasa dan bumi pertiwi ini dikuasai oleh Belanda dan Jepang.
Pada awal berdirinya, organisasi Boedi
Oetomo yang digagaskan pertama kali oleh Dr Wahidin Sudiro Husodo ini
hanya bergerak dalam bidang pendidikan dan sosial budaya. Organisasi ini
mendirikan sejumlah sekolah yang bernama Boedi Oetomo dengan tujuan
berusaha memelihara serta memajukan kebudayaan Jawa. Anggota Boedi
Oetomo terdiri dari kalangan atas suku Jawa dan Madura. Namun sejak
tahun 1915 organisasi Boedi Oetomo mulai bergerak di bidang politik.
Gerakan nasionalisme Boedi Oetomo yang berciri politik disebabkan oleh
berlangsungnya Perang Dunia I. Peristiwa Perang Dunia I mendorong
pemerintah kolonial Hindia-Belanda memberlakukan milisi bumiputera,
yaitu wajib militer bagi warga pribumi.
Dalam perjuangannya di bidang politik,
Boedi Oetomo memberi syarat untuk pemberlakuan wajib militer tersebut.
Syarat tersebut adalah harus dibentuk terlebih dulu sebuah lembaga
perwakilan rakyat (Volksraad). Usul Boedi Oetomo disetujui oleh Gubernur
Jenderal Van Limburg Stirum sehingga terbentuk Volksraad pada tanggal
18 Mei 1918. Di dalam lembaga Volksraad terdapat perwakilan organisasi
Boedi Oetomo, yaitu Suratmo Suryokusomo.
Menyadari arti penting organisasi bagi
rakyat, maka pada tahun 1920 Boedi Oetomo mulai menerima anggota dari
masyarakat biasa. Dengan bergabungnya rakyat biasa ini, menjadikan Boedi
Oetomo menjadi sebuah organisasi pergerakan rakyat dengan ditandai oleh
pemogokan kaum buruh untuk menuntut kehidupan yang lebih baik.
Sejak tahun 1930, Boedi Oetomo membuka
keanggotaannya untuk seluruh rakyat Indonesia. Dengan seiringnya waktu,
dalam bidang politik Boedi Oetomo mempunyai cita-cita untuk membuat
Indonesia merdeka. Dengan hal ini Boedi Oetomo berubah menjadi sebuah
organisasi dengan tujuan nasionalisme.
Untuk mewujudkan kemerdekaan Indonesia
tersebut, pada tahun 1935, Boedi Oetomo bergabung dengan Partai Bangsa
Indonesia (PBI) yang didirikan oleh Dr. Sutomo. Kemudian dari dua
organisasi ini melebur menjadi satu dalam partai Indonesia Raya
(Parindra) yang diketuai oleh Dr. Sutomo.
Namun menurut beberapa sumber, kebangkitan nasional
sebenarnya berawal dari berdirinya Sarekat Dagang Islam pada tahun 1905
di Pasar Laweyan, Solo. Sarekat ini awalnya berdiri untuk menandingi
dominasi pedagang Cina pada waktu itu. Kemudian berkembang menjadi
organisasi pergerakan sehingga pada tahun 1906 berubah nama menjadi
Sarekat Islam.
Untuk memperingatinya, tanggal berdirinya Boedi Oetomo yakni 20 Mei 1908, di peringati sebagai hari kebangkitan nasional.